BAJINGAN..
SETAAAAAAN..
KEPARAAAAT.
JANCOOOOKKK.
dengar lah suara hati ku ini, meski berduri dan beracun sebisa mungkin ku telan hingga tak keluar dari barisan gigi, ku tau meski ku teriakkan sekeras suara gunung yang sedang meletus tak akan berguna karena yang ku teriaki hanya sebuah batu NISSAN.
ya bener batu nisan, batu nissan bertulisan cinta, sayang, perhatian dan semua bentuk rasa yang dulu tulus ku curahkan untuk nya. kini semua rasa itu mati dan ku kubur sangat dalam di dalam tanah lumpur hitam, hanya jasad hampa yang berdiri menatap nanar ke onggokan ke tanah jiwanya telah pergi.
awalnya semua indah, hanya ada tawa bahagia setiap hari, berdua kuat dan masalah terlihat tak akan mampu menggoyahkan kami, memang benar waktu lampau yang kami bersama kami kuat lewati seperti mimpi, hingga satu dan dua masalah mendera awalnya itu tak mengusik kita, hingga tangan mu lengah tak mengenggam erat tangan ku lagi, lalu pandangan mu teralihkan, tak lagi menatap ku, kau mulai melirik hal lain di sekitar, "sayang bila kau tak fokus aku takut kerikil kecil yang kita lewati akan menyandung kaki mu" mungkin kau kembali menatap ku tapi aku tau itu tak menggembalikan fokus mu, kau tetap melirik keluar perahu kita.
aku bukan lah orang yang suka berkomitmen, bagi ku bila kau tak bisa jalan bersama ku aku lepaskan, itulah isi otak ku, tapi hati ini perasaan ini masi berharap kau kembali berfokus padaku, ku rasa itu sulit. ya aku tau itu mustahil, namun hati ini mengeras dan ngotot percaya akan keajaiban akan datang pada hubungan yang tak terselamatkan lagi
ya ku rasa goyahnya bahtera ini bukan di karenakan cobaan jadi penyebabnya. tapi karena kita, kita tak mampu mempertahankan kekuatan bahtera ini lagi, lantas bahtera ini menjompo dan merapuh sangat rapuh...
tentu saja anugrah anak yang di titipkan ke kita menjadi kekuatan tersendiri menjalan kan hari hari ku ini, namun pertanyaannya adakah kamu di situ, pentingkah sosok mu untuk ku, pantas kah kamu ikut berkecimpung dalam hidup ku, tak tahu... kadang kamu ada, lalu kamu hilang, kembali lagi menjadi sosok ayah dan suami yang baik, tak bertahan lama lalu berubah lagi menjadi orang lain, yang loebih memperdulikan oprang lain di atas kepentingan keluarga mu.
itu lah kau, kau seperti lentera di teras rumah, kau cukup terang di luar sana di luar semua mndapatkan manfaat dari cahaya mu, mereka memuji dan menyanjung atas kebaikan mu membuat hiduo mereka mnjadi mudah. Namun lihatlah di dalam rumah yang kau telah tinggalkan, kau benar benar meninggalkan rumah dalam keadaan gelap, hanya sedikit cahaya bias yang masuk disela jendela, sesedikit itu hingga aku harus berusaha bersinar dengan cahaya ku sendiri. Tapi ini takkan lama. Aq tak bisa selalu bercahaya sekaligus melakukan yang lain secara bersamaan. Tugas ku bukan lah untuk memberi mandaat cahaya. Aq tetap membutuhkan mu
Ku genggam tangan mu q tatap lekat wajah mu membisikkan kalimat "hey... kami ada disini sebagai keluarga langsung mu membutuhkan bantuan lebih dari yg ada di luar sana. Apakah kau mau membantu atau tak mempedulikan kami?"
Hey... bangsat kau tetap tak peduli.
Habis cerita kiamat segera tiba