Jumat, 07 Juli 2023

The Evil Hell

BANGSAAAAT..
BAJINGAN..
SETAAAAAAN..
KEPARAAAAT.
JANCOOOOKKK.

dengar lah suara hati ku ini, meski berduri dan beracun sebisa mungkin ku telan hingga tak keluar dari barisan gigi, ku tau meski ku teriakkan sekeras suara gunung yang sedang meletus tak akan berguna karena yang ku teriaki hanya sebuah batu NISSAN.

ya bener batu nisan, batu nissan bertulisan cinta, sayang, perhatian dan semua bentuk rasa yang dulu tulus ku curahkan untuk nya. kini semua rasa itu mati dan ku kubur sangat dalam di dalam tanah lumpur hitam, hanya jasad hampa yang berdiri menatap nanar ke onggokan ke tanah jiwanya telah pergi.

awalnya semua indah, hanya ada tawa bahagia setiap hari, berdua kuat dan masalah terlihat tak akan mampu menggoyahkan kami, memang benar waktu lampau yang kami bersama kami kuat lewati seperti mimpi, hingga satu dan dua masalah mendera awalnya itu tak mengusik kita, hingga tangan mu lengah tak mengenggam erat tangan ku lagi, lalu pandangan mu teralihkan, tak lagi menatap ku, kau mulai melirik hal lain di sekitar, "sayang bila kau tak fokus aku takut kerikil kecil yang kita lewati akan menyandung kaki mu" mungkin kau kembali menatap ku tapi aku tau itu tak menggembalikan fokus mu, kau tetap melirik keluar perahu kita.

aku bukan lah orang yang suka berkomitmen, bagi ku bila kau tak bisa jalan bersama ku aku lepaskan, itulah isi otak ku, tapi hati ini perasaan ini masi berharap kau kembali berfokus padaku, ku rasa itu sulit. ya aku tau itu mustahil, namun hati ini mengeras dan ngotot percaya akan keajaiban akan datang pada hubungan yang tak terselamatkan lagi

ya ku rasa goyahnya bahtera ini bukan di karenakan cobaan jadi penyebabnya. tapi karena kita, kita tak mampu mempertahankan kekuatan bahtera ini lagi, lantas bahtera ini menjompo dan merapuh sangat rapuh...

tentu saja anugrah anak yang di titipkan ke kita menjadi kekuatan tersendiri menjalan kan hari hari ku ini, namun pertanyaannya adakah kamu di situ, pentingkah sosok mu untuk ku, pantas kah kamu ikut berkecimpung dalam hidup ku, tak tahu... kadang kamu ada, lalu kamu hilang, kembali lagi menjadi sosok ayah dan suami yang baik, tak bertahan lama lalu berubah lagi menjadi orang lain, yang loebih memperdulikan oprang lain di atas kepentingan keluarga mu.

itu lah kau, kau seperti lentera di teras rumah, kau cukup terang di luar sana di luar semua mndapatkan manfaat dari cahaya mu, mereka memuji dan menyanjung atas kebaikan mu membuat hiduo mereka mnjadi mudah. Namun lihatlah di dalam rumah yang kau telah tinggalkan, kau benar benar meninggalkan rumah dalam keadaan gelap, hanya sedikit cahaya bias yang masuk disela jendela, sesedikit itu hingga aku harus berusaha bersinar dengan cahaya ku sendiri. Tapi ini takkan lama. Aq tak bisa selalu bercahaya sekaligus melakukan yang lain secara bersamaan. Tugas ku bukan lah untuk memberi mandaat cahaya. Aq tetap membutuhkan mu 

Ku genggam tangan mu q tatap lekat wajah mu membisikkan kalimat  "hey... kami ada disini sebagai keluarga langsung mu membutuhkan bantuan lebih dari yg ada di luar sana. Apakah kau mau membantu atau tak mempedulikan kami?"

Hey... bangsat kau tetap tak peduli.
Habis cerita kiamat segera tiba

Selasa, 10 Juli 2018

Wedding day

Tanggal lima belas september dua ribu enam belas. 
tanggal itu adalah tanggal dimana dia mengucapkan sumpah janji pernikahan.
ya, kami resmi menjadi sepasang suami istri, dia sudah menghalal kan ku untuk nya.

Atas permintaan kerabat ayah aq mengadakan pesta di rumahnya hanya perkampungan yang tidak terlalu ramai. untuk pengurusan pernak pernik pesta aku serahkan semua kepada kakak ipar ku, aku terlalu malas ikut campur, yang aku tau acara ku cepat selesai,  ku akui aku tak tertarik sama sekali dengan permasalahan pesta pernihakan walau itu pernikahan ku sendiri.

Akhirnya hari H nya datang para tamu undangan sudah berdatangan, aku pun sudah dandan lengkap, baju ini sesak karena diet ku gagal. rambut ku gatal terlalu banyak yang di tusukkan di kepala ku, aku juga ngantuk, tidur ku sedikit sekali harus menyiapkan ini dan itu, mengenakan ini dan itu memakan banyak waktu tadi malam, dan aku ngak tahan bila tidur ku terpangkas seperti ini, aku takut aku tertidur di pelaminan.

Di luar kamar tampak para undangan grasak grusuk tak sabar menunggu kedatanagn pengantin pria. mata ku ter fokus pada seorang ibu gendut yang sedang menyantap aneka jajanan di depan duduknya, lihat lipstiknya udah hilang tak tersisa bergantikan remahan kue, serambi menggoyangkan kipas tangan miliknya, tampak sekali cucur keringat menyapu pupur tebalnya. huft... ku lirik jam pada smartphone ku, pengantin terlambat 15 menit dari waktu yang di tentukan, pikiran ku melayang mengandai andai kira kira apa yang telah di alaminya hingga menghambat kedatangannya, grrrr geram.

mbak, pas akad nikah usahain ngak nangis ya... takut luntur maskaranya. pesan si mbak tukang makeup yang sedari tadi masi aja sibuk mempoleskan kuasnya di wajahku, entah berapa lapis bedak yang di tempelinya perasaan aku sudah sulit untuk menggerakkan wajah ku. aku pun mengangguk.

bunyi suara rebana bersautan, pertanda pengantin pria telah tiba. hati ku lega dan bahagia, akhirnya yang di tunggu tunggu tiba juga, pengen rasanya aku berlari menghampiri namun langkah ku tertahan oleh beratnya kebaya yang ku kenakan ini. ya ampuuun tersiksa banget sie.

pantun bersahut, kembang sudah pun di lemparkan, suara gaduh yang sedari tadi ramai, kini terdengar makin ramai lagi oleh rombongan pengantin pria.
pria itu mengenakan setelan putih, langkah kaki kanan mengdahului memasuki pintu rumah, entah kenapa pria ini sejuta kali lebih tampan dari 4 tahun belakangan aku lihat, seperti matahari bersinar tepat di pundaknya. gagahnya batin ku memuji.
kini aku pun telah duduk berdampingan dengannya menghadap pak tua yang sedari tadi menyapu keringat di dahinya, seraya menggengam microfon ia pun memulai membaca basmala setelah sebelumnya di beri aba aba untuk memulai menikahkan.
cucur keringat kini juga sudah menjangkiti pria yang beberapa menit lagi akan menjadi suami ku, malu malu ku perhatikan raut wajahnya, ternyata ia juga merasakan hal yang sama ia juga tampak malu menatap ku, hanya senyum yang di lemparkannya.
dada ku bergetar penuh tatkala ia mengulang kata demi kata yang di lemparkan pak penghulu. ia bersumpah berjanji akan menjaga ku dan menerima ku menjadi istrinya, doa pun terpanjatkan,,,

aku sudah tak merasakan ujung kaki ku, keram karena kelamaan duduk menggunakan baju ketat ini. aku pun kesulitan berdiri dan harus di bantu, aduuuh tak sabar aku hari ini berlalu.

tertawa, malu, dan berbisik akhirnya setelah seminggu hanya berkomunikasi via handphone kini kami bisa bertemu lagi dengan status berbeda dengan buku nikah di tangan. dan malam pun tiba.

aku tak tau apa yang dulu aku bayangkan bila mendengar kata malam pertama. tapi kini aku mengerti setelah menjalaninya, malam pertama awal pertama kali aku mendengarnya dan bahkan aku sempat mempelajarinya melalu beberapa website karena ku pikir ini penting untuk aku ketahui setelah memiliki seorang suami aku menjadi malu dan risih memikirkan dan membayangkannya, lalu apa ini tidak seperti expectasi jauh sekali.

setelah acara selesai pukul 3 sore, aku baru bisa memasuki kamar ku pukul 9 malam, sebelumnya sudah ku persiapkan semua apa yang akan aku kenakan pada saat malam pertama ku, setelah melepas semua pernak pernik pengantin yang menyakitkan itu dan mengganti baju ketat dengan baju longgar nyaman nan sexi, wewangian segar serta dress tidur tak melewati lutut tanpa lengan sedikit transparan dengan renda renda manja sekeliling rok, dengan percaya diri ku melangkah menuju ranjang pengantin dimana suami ku merbahkan tubuh. sayaaang... panggil ku manja setengah berbisik, namun tak ada respon, sayang.. masi tetap manja namun tak lagi berbisik, ketiga kali aku menyebut namanya sambil menggoyangkan tubuhnya, namun tetap tak bergeming. huft... ku hela nafas panjang lalu meninggalkan suami ku yang tertidur pulas, tampaknya ia juga kelelahan melewati hari pernikahan ini. dan berlalu lah malam pertama kami tanpa ada apa apa yang terjadi. jujur aku juga kelelahan.


tobe continued...

Selasa, 07 Juni 2016

Miss Mr.R

Pagi ini langit tampak tak seberapa cerah, jelas saja rintik-rintik hujan membasahi jok motor scoopy merah depan rumah ku saat ini, tampak si merah dengan berani seakan berkata walau hujan aku siap menghantarmu kemana pun kau memandu ku. empat bulan ini si merah blum ku manjakan biasanya sebulan sekali aku selalu membawanya untuk spa di bengkel langganan ku, tak heran maka bila suara si merah kini rada serak dan berteriak. Sabar ya merah batin ku meminta belas kasih padanya agar tetap mau mengantar ku bekerja.
Jalanan tampak begitu sepi berbeda dengan hari biasanya mungkin karena rintik hujan atau karena puasa perdana. bulan Ramadhan tapi jam kerja ku tak berubah, tak seperti kantor-kantor pemda yang mendapat sedikit perhatian pada jam bekerja, aku tetap berngkat dari rumah pukul 06:50 agar tak terlambat setibanya di kantor, jarak antara rumah dan kantor membutuhkan waktu 20 menit jadi setidaknya aku akan berada di kantor sebelum pukul 07:15 pagi.
jalanan tampak lengah. hanya aku dan beberapa motor anak sekolah saja yang beraktifitas. biasanya jalanan tampak padat dan macet oleh aktivitas kendaraan baik itu masyarakat biasa, anak sekolah, dan para pekerja pemda lainnyayang kebetulan sejalur dengan ku. jelas saja cuaca pagi ini lebih dingin dari biasanya. silau matahari menerpa wajah dan membatasi pandangan ku, silau cahaya itu sedikit menganggu ku meski sudah ku coba mencegah silau yang menerpa dengan tangan ku. di tambah lagi aku juga harus ttap menjaga keseimbangan motor ku. mengusir bosan dan jenuh di perjalanan aku selalu menyanyikan lagu penyemangat pagi, terkadang lagu Bondan ku dendangkan, dengan sedikit hentakan kaki, atau lentikan jari, pelan-pelan aku nyanyikan cukup hanya aku saja yang menikmati suara ku sendiri, tanpa terasa aku telah berada di parkiran kantor.
setiap pagi dan soreku selalu di hadapkan dengan hangatnya matahari, bila pagi di sapa matahari terbit dari barat, maka sore aku di lambaikan hangat matahari di timur. dengan cara yang sama aku selalu benyanyi di sepanjang perjalanan ku, atau sekedar mengobrol dengan jiwa ku apa saja yang akan aku lakukan setibanya di rumah nanti, mulai dari mandi dulu atau makan dulu, atau tidur dulu.
terkadang perasaan geli, minda ku terbuka, pikiran ku jernih melangkah jauh kedepan, ku persiapkan kata-kata apa yang akan aku utarakan bila nanti tanpa ku sangka aku akan bertemu dengan Mr.R. ya sudah lama aku tak bertemu dengannya, Jalinan selama 3 tahun itu kandas karena berbagai alasan yang berbeda antara versinya dan versi ku. entah itu siapa yang benar intinya hanya satu kami berpisah dan tak ada yang berubah meski salah satu diantara kami benar, jadi biarkan lah kami meyakini dan percaya akan cerita versi kami masing-masing.
Seminggu yang lalu terakhir kami bertemu, sempat berbincang tentang kabar kami setelah 4 bulan tak bertemu, hanya amarah yang keluar saat aku ingin menyampaikan betapa ku merindukannya. dengan hangat, dengan senyum dia menanggapi tingkah ku yang berusaha keras menutupi perasaan ku padanya. makin kau lakukan seperti itu aku makin terlihat menyedihkan Mr.R.
oke Mr. Always Right, aku tak sabar ingin bertemu lagi dengan mu, aku tak sabar ingin ungkapkan perasaan ku, ingin ungkapkan semua uneg-uneg yang ada di kepala ku, semua kata-kata dan kalimat yang telah ku siapkan akan ku katakan di depan mu.
tak ingin ku pungkiri... Mr.R I MISS YU